Jumat, 05 September 2014

Mollusca

Bismillah .....

SCAPHOPODA (Dentalium vulgare) 
Dentalium vulgare


Klasifikasi Ilmiah
Kingdom     : Animalia
Divisio          : Mollusca
Classis          : Scaphopoda
Ordo             : Dentaliida
Familia        : Dentaliidae
Genus           : Dentalium
Spesies         : Dentalium vulgare
(Wikipedia, 2013) dan (Linnaeus, 1758)
                                                                                           
Deskripsi:
1.    Morfologi
Merupakan kelas dari filum Mollusca, dikenal dengan nama siput gading atau siput gigi. Anggota kelas ini dijumpai di laut. Dentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas Scaphopoda. Disebut Dentalium karena bentuk cangkangnya menyerupai gigi-gigi (dentis). Dentalium vulgare memiliki tubuh yang ramping, memanjang dorsoventral, diselubungi oleh mantel. Memiliki cangkang , cangkangnya terbuka pada kedua ujungnya, berbentuk silinder, dan biasanya berwarna putih/kekuningan, tetapi di  Asia Tenggara berwarna hijau cemerlang. Panjang cangkangnya umumnya antara 3 samapi 6 cm. Panjang tubuhnya biasanya 2,5-5 cm. Namun fosil Dentalium mempunyai panjang 30 cm dan diameter 3 cm (Hartati dkk, 2008).
Kaki dan kepala Dentalium vulgare yang kecil atau berbentuk probosis  tersembul pada aperture anterior yang lebih besar. Pada kepala terdapat mulut dan dekat terdapat captacula tetapi tidak ada mata dan tentakel sebagai alat indera. Captacula berbentuk filamen yang kontraktif bersilia, dan pada tiap ujungnya terdapat pentolan yang adhesif atau dengan ujung yang menjulur, yaitu alat peraba. Captacula berfungsi untuk menangkap makanan (sebagai  deposit feeder). Partikel makanan yang kecil-kecil dialirkan oleh cilia sepanjang filamen ke mulut, sedangkan partikel besar ditangkap dengan pentolannya dan langsung dimasukkan ke  mulut. Makanannya adalah organisme mikroskopis, terutama foraminifera yang berada disekitarnya. Rongga mulut dilengkapi rahang dan radula; pencernaan ekstraseluler; sisa pencernaan dibuang melalui aperture posterior.  Rongga mantel luas, terletak sepanjang tepi ventral. Aperture posterior berfungsi sebagai aliran air masuk dan keluar (Suwignyo, 2005).


Morfologi

 Kaki muncul dari ujung cangkang yang besar, berfungsi untuk menggali di pasir. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel (Suwignyo, 2005).
2.    Anatomi
 
Anatomi Dentalium vulgare (Sumber: www.belajarterusbiologi.blogspot.com)
ü Sistem Pencernaan: sistem pencernaannya lengkap yaitu terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Salurannya memanjang dari mulut hingga anus. Pada mulut ditemukan lidah bergerigi atau radula. Serta dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yang berfungsi sebagai alat peraba dan untuk menangkap mikroflora maupun mikrofauna (Suwignyo, 2005).
ü Sistem Repirasi: Dentalium vulgare tidak memiliki kepala dan ingsan oleh karena itu Sistem pernapasannya di bantu oleh mantel. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus (Kastawi dkk, 2003).
ü Sistem peredaran darah: sistem peredaran darahnya berupa sistem sinus darah dan tidak mempunyai jantung (Kastawi dkk, 2003).
ü Sistem saraf System: sarafnya berupa tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion sarebral, ganglion pleural, dan ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan serabut-serabut saraf, dan ganglion tidak terpusat (Suwignyo, 2005).
ü Alat ekskresi: berupa ginjal yang dinamakan nefridium. Sistem ekskresi terdiri atas sepasang nephridia, nephridiophore terletak dekat anus (Suwignyo, 2005).
3.    Habitat
Hewan ini hidup di laut atau di pantai yang berlumpur, cangkangnya tajam, berbentuk taring/terompet yang kedua ujungnya terbuka karena disesuaikan dengan tempat hidupnya, yaitu di laut dan terpendam di dalam pasir/lumpur. Jika berwisata ke pantai, Anda mungkin dapat menjumpai hewan ini. Ketika berjalan di pantai, kadang-kadang kita bisa tertusuk telapak kakinya, jadi kita harus berhati-hati. Kaki muncul dari ujung cangkang yang besar untuk menggali pasir. Dentalium vulgare hidup dengan membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur yang bersih di laut dangkal tetapi beberapa spesies terdapat pada  kedalaman 1.850 m (Wikipedia, 2013).
4.    Perkembangbiakan
Bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain (dioecious). telur atau sperma keluar melalui nephridia kanan, dan keluar tubuh melalui aperture posterior. Fertilisasi dilakukan dengan cara eksternal. Telur dilepaskan secara terpisah dan sesudah stadium larva yang singkat hewan-hewan muda tenggelam di dasar laut dan berenang bebas, menjadi veliger atau trokofor (tahapan larva bersilia) yang simetri bilateral. Metamorfosa menjadi anak terjadi secara bertahap, disertai perpanjangan tubuh (Suwignyo dkk, 2005).
Seperti pada Biwalvia, cangkang dan mantel larva Dentalium vulgare pertama membentuk bilobus, namun kemudian lobus mantel berfusi sepanjng tepi ventralnya. Akibat fusi tersebut menghasilkan mantel dan cangkang silindrik dengan lubang yang terdapat pada setiap ujungnya. Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa tampaknya Scaphopoda berkerabat dengan bivalvia, mempunyai bentuk kaki yang sama, perilaku membenamkan diri, memiliki kepala yang mengecil, mantel, emrbrio, sifat simetri serta orientasi badan di dalam cangkang (Kastawi dkk, 2003).
 

Perkembangan pada Dentalium vulgare: A. Larva trochophore, B. Velinger, C dan D. Metamorfosa
  5. Peranan

Peranan yang menguntungkan yaitu dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca untuk koleksi atau perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca yang digunakan untuk bahan mainan, seperti kuwuk.
 
Peranan yang merugikan yaitu dengan cangkangnya yang keras dan tajam jika berwisata ke pantai, Anda mungkin dapat menjumpai hewan ini. Ketika berjalan di pantai, kadang-kadang kita bisa tertusuk telapak kakinya, jadi kita harus berhati-hati.. Karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring (Wikipedia, 2013).