SCAPHOPODA (Dentalium vulgare)
Dentalium
vulgare
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Divisio : Mollusca
Classis : Scaphopoda
Ordo : Dentaliida
Familia : Dentaliidae
Genus
: Dentalium
Spesies : Dentalium
vulgare
Deskripsi:
1.
Morfologi
Merupakan kelas dari filum Mollusca, dikenal
dengan nama siput gading atau siput gigi. Anggota kelas ini dijumpai di laut. Dentalium vulgare
adalah salah satu contoh kelas Scaphopoda. Disebut Dentalium
karena bentuk cangkangnya menyerupai gigi-gigi (dentis). Dentalium vulgare
memiliki tubuh yang ramping, memanjang
dorsoventral, diselubungi oleh mantel. Memiliki cangkang , cangkangnya terbuka
pada kedua ujungnya, berbentuk silinder, dan biasanya berwarna
putih/kekuningan, tetapi di Asia Tenggara berwarna hijau
cemerlang. Panjang cangkangnya umumnya antara 3 samapi 6 cm. Panjang tubuhnya
biasanya 2,5-5 cm. Namun fosil
Dentalium mempunyai panjang 30 cm dan
diameter 3 cm (Hartati dkk, 2008).
Kaki dan kepala Dentalium vulgare
yang kecil atau berbentuk probosis tersembul
pada aperture anterior yang lebih besar. Pada kepala terdapat mulut dan dekat
terdapat captacula tetapi tidak ada
mata dan tentakel sebagai alat indera. Captacula berbentuk filamen yang kontraktif
bersilia, dan pada tiap ujungnya terdapat pentolan yang adhesif atau dengan
ujung yang menjulur, yaitu alat peraba.
Captacula berfungsi untuk menangkap makanan (sebagai
deposit
feeder).
Partikel makanan yang kecil-kecil dialirkan oleh cilia
sepanjang filamen ke mulut, sedangkan partikel besar
ditangkap dengan pentolannya dan langsung dimasukkan
ke mulut. Makanannya adalah organisme mikroskopis, terutama foraminifera yang berada disekitarnya. Rongga
mulut dilengkapi rahang dan radula; pencernaan ekstraseluler; sisa pencernaan
dibuang melalui aperture posterior.
Rongga mantel luas, terletak sepanjang tepi ventral. Aperture posterior
berfungsi sebagai aliran air masuk dan keluar (Suwignyo, 2005).
Morfologi |
Kaki
muncul dari ujung cangkang yang besar, berfungsi untuk menggali di pasir.
Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia,
sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel (Suwignyo, 2005).
2.
Anatomi
ü Sistem
Pencernaan: sistem pencernaannya lengkap yaitu terdiri
atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Salurannya
memanjang dari mulut hingga anus. Pada mulut ditemukan lidah bergerigi atau
radula. Serta dekat
mulut terdapat tentakel kontraktif
bersilia, yang berfungsi sebagai alat peraba dan untuk menangkap mikroflora maupun mikrofauna (Suwignyo, 2005).
ü Sistem Repirasi: Dentalium vulgare tidak memiliki kepala dan ingsan oleh karena itu Sistem
pernapasannya di bantu oleh mantel. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi
cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus
(Kastawi dkk, 2003).
ü Sistem peredaran
darah: sistem peredaran darahnya
berupa sistem sinus darah dan tidak mempunyai jantung (Kastawi dkk, 2003).
ü Sistem saraf System: sarafnya berupa tiga
pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion sarebral, ganglion pleural, dan
ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan serabut-serabut saraf, dan ganglion tidak terpusat (Suwignyo, 2005).
ü Alat ekskresi: berupa ginjal yang
dinamakan nefridium. Sistem
ekskresi terdiri atas sepasang nephridia,
nephridiophore terletak dekat anus
(Suwignyo, 2005).
3.
Habitat
Hewan ini hidup di laut
atau di pantai yang berlumpur, cangkangnya tajam, berbentuk taring/terompet
yang kedua ujungnya terbuka karena disesuaikan dengan tempat hidupnya, yaitu di
laut dan terpendam di dalam pasir/lumpur. Jika berwisata ke pantai, Anda
mungkin dapat menjumpai hewan ini. Ketika berjalan di pantai, kadang-kadang
kita bisa tertusuk telapak kakinya, jadi kita harus berhati-hati. Kaki muncul
dari ujung cangkang yang besar untuk menggali pasir. Dentalium vulgare
hidup dengan membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur yang bersih di
laut dangkal tetapi beberapa spesies terdapat pada kedalaman 1.850 m (Wikipedia, 2013).
4.
Perkembangbiakan
Bereproduksi secara
seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain (dioecious). telur atau sperma
keluar melalui nephridia kanan, dan keluar tubuh melalui aperture posterior. Fertilisasi dilakukan dengan cara eksternal. Telur dilepaskan secara
terpisah dan sesudah stadium larva yang singkat hewan-hewan muda tenggelam di
dasar laut dan berenang
bebas, menjadi veliger atau trokofor
(tahapan larva bersilia) yang simetri
bilateral. Metamorfosa menjadi anak
terjadi secara bertahap, disertai perpanjangan tubuh (Suwignyo dkk, 2005).
Seperti pada Biwalvia, cangkang dan mantel larva Dentalium vulgare pertama membentuk
bilobus, namun kemudian lobus mantel berfusi sepanjng tepi ventralnya. Akibat
fusi tersebut menghasilkan mantel dan cangkang silindrik dengan lubang yang
terdapat pada setiap ujungnya. Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa tampaknya
Scaphopoda berkerabat dengan bivalvia, mempunyai bentuk kaki yang sama,
perilaku membenamkan diri, memiliki kepala yang mengecil, mantel, emrbrio,
sifat simetri serta orientasi badan di dalam cangkang (Kastawi dkk, 2003).
Perkembangan
pada Dentalium vulgare: A. Larva
trochophore, B. Velinger, C dan D. Metamorfosa
5. Peranan
Peranan yang menguntungkan yaitu dimanfaatkan
untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula
yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang Mollusca untuk koleksi atau
perhiasan. Bahkan ada cangkang Mollusca yang digunakan untuk bahan mainan,
seperti kuwuk.
Peranan yang merugikan yaitu dengan cangkangnya yang
keras dan tajam jika berwisata ke pantai, Anda
mungkin dapat menjumpai hewan ini. Ketika berjalan di pantai, kadang-kadang
kita bisa tertusuk telapak kakinya, jadi kita harus berhati-hati.. Karena
biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris
menyerupai taring (Wikipedia, 2013).