Jumat, 05 September 2014

Pemberian Obat Pada Hewan Uji

Bismillah ....


LEMBAR PENGESAHAN
                Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan Unit 1 dengan judul  Pemberian Obat Pada Hewan Uji”. Yang di susun Oleh :
Nama                      :
NIM                        :
Kelas                       : A (Pendidikan Biologi)
Kelompok               : IV (Empat)
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten, Maka laporan ini telah disetujui.
                                                                                            Makassar,    November 2013
      Koordinator Asisten                                                                    Asisten
(Akhmad Faqih Dzulkarnain )                                         (Akhmad Faqih Dzulkarnain)
NIM. 101 404 0003                                                             NIM. 101 404 0003  
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Drs. Adnan, M.S)
   NIP :1962 1231 1987021005
A.  Dasar Teori
Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Mencit peliharaan memiliki periode kegiatan selama siang dan malam. Tikus memakan makanan manusia dan barang-barang rumah tangga. Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan (Wikipedia, 2013).
Hewan mencit atau Mus musculus adalah tikus rumah biasa termasuk ke dalam ordo rodentia dan family muridae. Mencit dewasa biasa memiliki berat antara 25-40 gram dan mempunyai berbagai macam warna. Mayoritas mencit laboratorium adalah strain albino yang mempunyai bulu putih dan merah muda. Mencit merupakan hewan yang tidak mempunyai kelenjar keringat, jantung terdiri atas empat ruang dengan dinding atrium yang tipis dan dinding ventrikel yang lebih tebal. Dengan mengetahui sifat-sifat karakteristik hewan yang akan diuji diharapkan lebih menyesuaikan dan tidak diperlakukan tidak wajar (Adnan dan Mu’nisa, 2013).
Klasifikasi Mencit
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Class          : Mamalia
Ordo          : Rodentia
Famili        : Muridae
Genus        : Mus
Species      : Mus musculus (Wikipedia, 2013).
Yang dipelajari dan sebagai dasar dari praktikum farmakologi adalah cara-cara pemberian obat dan faktor yang mempengaruhi pemberian obat. Cara pemberian obat sangat penting artinya karena setiap jenis obat berbeda penyerapannya (absorpsi) oleh tubuh dan sangat bergantung pada lokasi pemberian. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pemberian obat ini juga sangat penting bergantung pada kondisi individu, jenis kelamin dan spesies hewan laboratorium (Adnan,2011).
Rute pemberian obat dapat diberikan secara peoral, subkutan, intramuscular, itravena dan intraperitoneal. Rute peroral dapat diberikan dengan mencampurkan obat bersama makanan, bisa pula dengan jarum khusus ukuran 20 gauge dan panjang kira-kira 5 cm untuk memasukkan senyawa langsung ke dalam lambung melalui esophagus, ujungnya bulat dan berlubang ke samping. Rute subkutan paling mudah dialkukan pada mencit. Obat-obat dapat diberikan kepada mencit dengan jarum yang panjangnya 0,5-1,0 cm dan ukuran 22-24 gauge. Obat bisa disuntikkan di bawah kulit di daerah punggung atau di daerah perut. Kekurangan dari rute ini adalah obat harus dapat larut dalam cairan hingga dapat disuntikkan. Rute pemberian obat secara intramuscular lebih sulit karena otot mencit sangat kecil, obat bisa disuntikkan ke otot paha bagian belakang dengan jarum panjang 0,5-1,0 cm dan ukuran 24 gauge. Suntikkan tidak boleh terlalu dalam agar tidak terkena pembuluh darah. Rute pemberian obat secara itravena haruslah dalam keadaan mencit tidak dapat bergerak, ini dapat dilakukan dengan memasukkan mencit ke dalam tabung plastik cukup besar agar mencit tidak dapat berputar ke belakang dan supaya ekornya keluar dari tabung, jarum yang digunakan berukuran 28 gauge dengan panjang 0,5 cm dan suntikkan pada vena lateralis ekor, cara ini tidak dapat dilakukan karena ada kulit mencit yang berpigmen jadi venanya kecil dan sukar dilihat walaupun mencit berwarna putih. Cara interperitonial hampir sama dengan cara intramuscular, suntikkan dilakuakn di daerah abdomen diantara cartilage xiphoidea dan symphysis pubis (Adnan dan Mu’nisa, 2013).
Menurut Adnan (2011), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aksi Obat, yaitu:
1.    Berat badan
2.    Umur
3.    Jenis kelamin
4.    Kondisi patologik pasien
5.    Genetik ( Idiosinkrasi )
6.    Cara pemberian obat :
·      Yang memberikan efek sistemik : - oral; sublingual; bukal;-parenteral;- implantasi subkutan; rektal;
·      Yang memberikan efek lokal :- inhalasi; -topikal ( pada kulit ) : salep, krim , lotion ; - obat-obat pada mukosa : tetes mata, tetes telinga.
Cara memegang hewan serta cara penetuan jenis kelaminnya perlu pula diketahui. Cara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan adaah berbeda dan ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips ataupun sakit bagi hewan (ini akan meyulitkan dalam melakukan penyuntikkan atau pengambilan darah misalnya) dan juga bagi orang yang memegangnya (Katzug, B.G, 2001).
B.  Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemberian obat pada hewan percobaan (mencit) dengan baik dan benar dengan cara intra muscular, intra peritoneal, subkutan dan per oral.
C.  Prosedur Kerja
1.    Cara memegang hewan percobaan sehingga siap diberi sediaan uji
Ujung ekor mencit diangkat dengan tangan kanan, meletakkan pada suatu tempat yang permukaannya tidak licin (misal rem kawat pada penutup kandang), sehingga bila ditarik mencit akan mencengkram lalu kulit pada bagian tengkuk mencit dijepit daengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri sedangakn ekornya tetap dipegang dengan tangan kanan kemudian tubuh mencit dibalikkan sehingga permukaan perut mengahadap ke kita dan ekor dijepit diantara jari manis dan kelingking tangan kanan.
2.    Cara memberikan obat pada hewan percobaan Oral
Pemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi jarum oral atau sonde oral (berujung tumpul). Cairan obat diberikan dengan menggunakan sonde oral, sonde oral ditempelkan pada langit-langit mulut atas mencit kemudian memasukkan perlahan-lahan sampai ke esophagus dan cairan obat dimasukkan. Sebaiknya sebelum memasukkan sonde oral , posisi kepala mencit adalah menengadah dan mulutnya dan mulutnya terbuka sedikit, sehingga sonde oral akan masuk secara lurus ke dalam tubuh mencit.
3.    Cara memberikan obat pada hewan percobaan Subkutan
Penyuntikkan dilakuakan di bawah kulit pada daerah tengkuk dicubit di antara jempol dan telunjuk. Bersihkan area kulit yang akan disuntik dengan alkohol 70%. Masukkan obat dengan mengguanakan alas suntik 1 ml secara pararel dari arah depan menembus kulit. Pemberian obat ini berhasil jika jarum suntik telah melewati kulit dan pada saat alat suntik ditekan, cairan yang berada di dalamnya dengan cepat masuk ke daerah bawah kulit.
4.    Cara memberikan obat pada hewan percobaan Intra muscular
Obat disuntikkan pada paha posterior dengan jarum suntik no.24.
5.    Cara memberikan obat pada hewan percobaan Intra peritoneal
Mencit dipegang dengan cara di atas, pada penyuntikkan posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Jarum disuntikkan dengan sudut sekitar 100 dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis tengah, agar jarum suntik tidak terkena kandung kemih dan tidak terlalu tinggi supaya tidak terkena penyuntikkan pada hati.
D.  
Hasil Pengamatan
1.    Pemberian obat secara oral

2.    Pemberian obat secara intra muscular

3.    Pemberian obat secara intra peritoneal

4.    Pemberian obat secara subkutan

E.   Pembahasan
Pada saat praktikum berlangsung yang pertama kami lakukan adalah berlatih memegang mencit dengan benar yaitu dengan mengangkat ujung ekor mencit dengan tangan kiri dan mengeluarkannya dari kandang dan menyimpannya di tempat yang permukaannya kasar (misalnya rem kawat pada penutup kandang), kemudian menjinakkannya. Jangan sampai mencit stress dan ketakutan lalu mengelus-elus mencit dengan jari telunjuk tangan kanan, dan mengikuti terus arah pergerakan mencit. Kemudian setelah mencit tenang kita menarik kulit pada bagian tengkuk mencit dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan, dan tangan kiri memegang ekornya lalu membalikkan tubuh mencit sehingga menghadap ke atas dan menjepit ekor dengan kelingking dan jari manis tangan kanan. Pada percobaan ini kami mengamati jika mencit tersebut stress atau merasa mengalami gangguan maka mencit itu segera melepaskan diri dan menggigit.
Setelah itu, yang kami lakukan berikutnya yaitu pemberian obat pada mencit. Pemberian obat dilakukan pada 4 ekor mencit yaitu 2 ekor betina dan 2 ekor jantan. Pemberian obat diberikan perlakuan yang berbeda pada keempat mencit tersebut, yaitu:
1.    Pemberian obat secara oral
Pada mencit I, kami memberikan perlakuan dengan cara pemberian obat secara oral, pertama-tama yang kami lakukan yaitu salah satu teman kami memegang tengkuk mencit dengan jari telunjuk dan jempol tangan kanan, jari kelingking dan jari manis tangan kanan memegang ekor mencit, kemudian menghadapkan bagian mulutnya ke atas serta membuka mulut mencit tersebut. Salah satu dari teman kami memasukkan alat penyuntikkan ke dalam mulutnya. Namun yang perlu diperhatikan yaitu sebelum memasukkan alat penyuntkkan itu terlebih dahulu jarumnya yang tajam harus dilepas., agar nantinya tidak menyakiti mencit tersebut. Jadi, pada pemberian obat secara oral ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum tumpul ke dalam mulut mencit agar obat (aquades) yang kami masukkan langsung ke lambung.
2.    Pemberian obat secara intra muscular
Pada mencit II, kami memberikan perlakuan dengan cara pemberian obat secara muscular yaitu penyuntikkan pada bagian paha mencit, pertama-tama yang kami lakukan yaitu salah satu teman kami memegang tengkuk mencit dengan jari telunjuk dan jempol tangan kanan, jari kelingking dan jari manis tangan kanan memegang ekor mencit, kemudian kakinya dipegang untuk mengarahkan jarum suntik ke paha mencit. Sebelum penyuntikkan dimulai bagian paha mencit yang mau disuntik dioleskan alkohol dan setelah penyuntikkan selesai diberikan lagi alkohol. Perlu juga diperhatikan bahwa saat memasukkan jarum suntik usahakan bagian jarum yang tajam berada di bawah dan masuk duluan ketika menyuntik.
3.    Pemberian obat secara intra peritoneal
Pada mencit III, kami memberikan perlakuan dengan cara pemberian obat secara intra peritoneal yaitu penyuntikkan pada bagian abdomen atau perut mencit, cara memegang mencit hampir sama dengan cara di atas yaitu salah satu teman kami memegang tengkuk mencit dengan jari telunjuk dan jempol tangan kanan, jari kelingking dan jari manis tangan kanan memegang ekor mencit. Kemudian bagian abdomennya diarahkan ke atas dan salah satu teman kami menyuntik bagian abdomen mencit. Akan tetapi, hal yang harus diperhatikan saat menyuntik bagian abdomen mencit yaitu jarum yang disuntikkan dengan sudut sekitar 100 dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis tengah, agar jarum suntik tidak terkena kandung kemih dan tidak terlalu tinggi supaya penyuntikkan tidak terkena hati.
4.    Pemberian obat secara subkutan
Pada mencit IV, kami memberikan perlakuan dengan cara pemberian obat secara subkutan yaitu penyuntikkan pada bagian tengkuk mencit, cara memegang mencit hampir sama juga dengan cara di atas yaitu salah satu teman kami memegang tengkuk mencit dengan jari telunjuk dan jempol tangan kanan, jari kelingking dan jari manis tangan kanan memegang ekor mencit. Akan tetapi bagian tengkuknya diarahkan keatas dan abdomennya mengarah ke bawah supaya memudahkan penyuntikkan. Kemudian salah sstu teman kami menyuntik bagian tengkuk mencit tersebut.
F.   Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dalam pemberian obat pada hewan uji maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum kita melakukan penyuntikan pada mencit, mencit harus dalam keadaan tenang (tidak stress), karena pada saat stress mencit akan menjadi liar dan sulit untuk disuntik. Kemudian kita harus menguasai dan betul-betul serta memahami bagaimana cara menyuntik mencit dengan benar, yaitu memahami teknik pemberian obat secara oral, intra muscular, intra peritoneal dan subkutan.
G.   Saran
 Saran untuk praktikum atau praktikan selanjutnya yaitu agar semua bahan yang diperlukan dalam melakukan praktikum ini hendaknya dilengkapi secepatnya. Selain itu, praktikan juga harus memperhatikan betul bagaimana cara-cara pemberian obat pada hewan uji (mencit) serta dipahami dengan baik supaya saat melakukan penyuntikkan tidak menyakiti hewan uji (mencit) tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan dan Mu’nisa. 2013. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Adnan. 2011. Farmakologi. Tersedia di http://kesmasunsoed.blogspot.com/2011/02/ pengantar-farmakologi.html. diakses pada tanggal 26 November 2013.
Katzung, Bertram G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Wikipedia.2013. Mencit. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencit. di akses pada tanggal 26 November 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar