Selasa, 25 November 2014

KOPETENSI DASA dalam SILABUS

RUSDIANTO NURMAN
1214041002
PENDIDIKAN BIOLOGI
TUGAS INDIVIDU III
Kompetensi Dasar: Kelas X. “3.12 Mengidentifikasi jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah serta membuat produkdaur ulang limbah ”.
Indikator:
1. Menyebutkan penyebab-penyebab terjadinya pencemaran di lingkungan sekitar.
2. Menjelaskan pengertian limbah.
3.Membedakan jenis-jenis pengelompokan limbah.
4. Menjelaskan proses-proses daur ulang limbah.
5. Menunjukkan contoh-contoh limbah yang terdapat di lingkungan sekitar. 
6. Menyebutkan pengaruh yang dapat disebabkan oleh limbah.
 7. Melakukan percobaan daur ulang limbah untuk dijadikan suatu produk yang bernilai.

Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa  dapat  menyebutkan  penyebab-penyebab terjadinya  pencemaran  denganpengamatan langsung di lingkungan sekitar.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian limbah dengan melakukan diskusi kelompok didalam kelas.
3. Siswa  dapat  membedakan  jenis-jenis  pengelompokkan  limbah  melalui  diskusikelompok di dalam kelas.
4. Melalui survei langsung pabrik pengolahan limbah, siswa dapat menjelaskan proses-proses daur ulang limbah.
5. Melalui pengamatan langsung, siswa dapat menunjukkan contoh-contoh limbah yangtedapat di lingkungan sekitar.
6. Melalui pengamatan atau survei di lingkungan, siswa dapat menunjukkan  pengaruhpengaruh yang dapat disebabkan oleh limbah. 
7. Melalui  praktikum,  siswa  dapat  melakukan  percobaan  daur  ulang  limbah  untukdijadikan suatu produk yang bernilai.

MATERI
Bab 6 Kelas VII SMP Kurikulum 2013: Halaman 137I. 
Sistem Pencernaan Sudah dikemukakan di atas bahwa  makanan merupakan sumber energi bagi tubuh.Makanan  yang  masuk  ke  dalam  tubuh  akan  mengalami  perombakan  dari  molekulkompleks  menjadi  molekul  sederhana.  Perombakan  ini  akan  menghasilkan  sejumlahenergi. Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak, danprotein.1. Metabolisme Pencernaan Karbohidrat dalam TubuhKarbohidrat setelah dicerna di usus akan diserap oleh dinding usus halus dalambentuk monosakarida. Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menujuhati  dan  sebagian  lainnya  dibawa  ke  sel  jaringan  tertentu  dan  mengalami  prosesmetabolisme lebih  lanjut.  Di  dalam  hati,  monosakarida  mengalami  proses  sintesismenghasilkan  glikogen, dioksidasi  menjadi  CO2  dan  H2O,  atau  dilepaskan  untukdibawa oleh aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukan. Hati dapat mengatur kadarglukosa  dalam  darah  atas  bantuan  hormon  insulin  yang  dikeluarkan  oleh  kelenjar pankreas.  Kenaikan  proses  pencernaan  dan  penyerapan  karbohidrat  menyebabkanglukosa dalam darah meningkat sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akannaik. Sebaliknya, jika banyak kegiatan, banyak energi yang digunakan untuk kontraksiotot  sehingga  kadar  glukosa  dalam  darah  menurun. Dalam  hal  ini,  glikogen akandiuraikan  menjadi  glukosa  yang  selanjutnya  mengalami  katabolisme  menghasilkanenergi (dalam bentuk energi kimia).Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu:1. hormon insulin, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar glukosadalam darah.2. hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks adrenal,  berfungsi menaikkan kadarglukosa dalam darah.


Kompetensi Dasar:
Kelas XII:  3.3  Mendeskripsikan sifat dan fungsi enzim dalam proses metabolisme.
   4.8  Menyajikan hasil identifikasi produk-produk makanan, minuman dan  obat-obatan hasil implementasi konsep metabolisme yang ada di kehidupan sehari-hari.
Tabel Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
Bentuk Bahan/Materi
Sumber Bahan
Mendeskripsikan sifat dan fungsi enzim dalam proses metabolisme.

Konsep dan Prinsip
Buku, Internet, Jurnal, pakar bidang studi dan media audiovisual (TV, Video dsb.)
Menyajikan hasil identifikasi produk-produk makanan, minuman dan obat-obatan hasil implementasi konsep metabolisme yang ada di kehidupan sehari-hari.
Fakta, Konsep, dan Prinsip, keterampilan
Buku, Internet, Lingkungan (alam, industri dsb.), Laporan hasil penelitian, Jurnal, pakar bidang studi dan media audiovisual (TV, Video dsb.)

MAKALAH FISAFAT PENDIDIKAN

MAKALAH
“FILSAFAT PENDIDIKAN”
 
 
 
 
logo-unm-cantik.jpg
 
 
 
Disusun oleh :
 
RUSDIANTO NURMAN
 
121 404 1002
 
Pendidikan Biologi Kelas A
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
2012/2013
 
 
KATA PENGANTAR
 
 
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas “Filsafat Pendidikan” ini. Tujuan pembuatan makalah ini yakni sebagai tolak ukur kemanpuan dari penulis tentang pemahaman terhadap aliran aliran filsafat dan ilmu filsafat.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of science) yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta sampai masalah sosial yang ada dilingkungan masyarakat. Karena banyaknya masalah yang harus dipecahkan maka lahirlah cabang ilmu pengetahuan lain yang membantu menjawab segala macam permasalahan yang timbul.
             Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “penerapan aliran filasafat ilmu pendidikan progresivisme dalam pendidikan di indonesia”. Akhir kata tak ada gading yang tak retak,demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu,penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.
         
Makassar , 18  Desember  2012
                                                                                                                                                                                  Penulis,
 
                                                                                                                                                                                   Rusdianto Nurman                                                        
                                                                        
 
 
 
Daftar Isi
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
1. Simpulan
       2. Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
 Akal merupakan kelebihan yang dimiliki manusia dari mahluk lain. Dari akal pula muncul berbagai ilmu pengetahuan, karena pemikiran yang dilakukan akal bersumber pula dari ilmu-ilmu yang telah ada. Dan dengan kemampuan rasio pula manusia dapat menjangkau jauh dari sesuatu yang hanya terlihat (empiris), sesuatu di luar indera dan menemukan sebuah kebenaran filsafat.
 Sebagai hasil dari pemikiran para filosuf, filsafat telah melahirkan berbagai macam pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filosuf itu ada kalanya saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.
  Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, dan yang akan Penulis uraikan di sini adalah filsafat pendidikan progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme berpendapat tidak ada teorirealita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, menyela. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
B.     Rumusan Masalah
 Ada pokok masalah yang akan penulis uraikan di dalam makalah ini, antara lain :
1.      Pengertian  filsafat pendidikan progresivisme.
2.      Tokoh-tokoh aliran filsafat progresivisme.
3.      Pandangan filsafat progresivisme jika dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan system pandidikan.
C.     Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa persoalan yang bertujuan untuk:
1.         Mahasiswa mampu memahami dan mengenal apa itu filsafat pendidikan progresivisme.
2.          Agar mahasiswa mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh aliran filsafat pendidikan progresivisme.
3.          Masiswa mampu mengetahui apa saja pandangan-pandangan progresivisme tentang pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Filsafat Progresivisme
      Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri.
      Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan.
B.     Tokoh-tokoh aliran Filsafat Progresivisme
     Ada beberapa tokoh progresivisme yang berperan penting dalam mengembangkan aliran ini, antara lain :
1.       William James (1842 –1910)
     William James seorang psychologist dan seorang filosuf Amerika yang sangat terkenal. James juga dikenal sebagai pendiri Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Buku karangannya yang berjudul Principles of Psychology yang terbit tahun 1890 yang membahas dan mengembangkan ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi buku klasik dalam bidang itu, hal inilah yang mengantar William James terkenal sebagai ahli filsafat Pragmatisme dan Empirisme radikal.
2.      John Dewey (1859 - 1952)
            John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang
            Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi juga karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. 3.      Hans Vaihinger (1852-1933)
            Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
C.    Pandangan Filsafat Progresivisme tentang Pendidikan
             Dasar filosofis dari aliran progresivisme adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme Baru. Realisme spiritualistik berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber dari prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang perkembangan anak. Sedangkan Humanisme baru menekankan pada penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.
              Ada beberapa pandangan filsafat progresivisme, antara lain :
1.  Tujuan Pendidikan
          Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran ini adalah pendidikan harus memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berintraksi dengan lingkungan yang berada dalam proses perubahan secara terus menerus. Pendidikan bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial, atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan. Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang demokratis.
            Proses belajar mengajar terpusatkan pada prilaku dan disiplin diri. Tujuan keseluruhan pendidikan sendiri adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Agar dapat bekerja siswa diharapkan memiliki keterampilan, alat dan pengalaman sosial, dan memiliki pengalaman problem solving.
2. Kurikulum Pendidikan
         Kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu sekolah (child-centered). Mereka lalu berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Jadi, ketertarikan anak adalah titik tolak bagi pengalaman belajar. Imam Barnadib menyatakan bahwa kurikulum progresivisme adalah kurikulum yang tidak beku dan dapat direvisi, sehingga yang cocok adalah kurikulum yang berpusat pada pengalaman. Kurikulum disusun dengan pengalaman siswa, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial, selain sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-pengalaman siswa dan dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek.
          Kurikulum dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental (pengalaman) dan memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat. Sikap progressvisme, memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika dan sifat-sifat yang sejenis, tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif, bersifat eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur. Menurut Progresivisme, Kurikulum hendaknya :
a.       Tidak universal melainkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang ada.
b.      Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap peserta didik) atau chil centered.
c.       Berbasis pada masyarakat.
d.      Bersifat fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.
3.  Metode Pendidikan
        Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme diantaranya adalah :
a.        Metode Pendidikan Aktif, Pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
b.       Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsung kegiatan belajar tersebut.
c.       Metode Penelitian Ilmiah, Pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.
d.      Pemerintahan Pelajar, Pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelejar dalam kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.
e.       Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Pendidikan Progresif mengupayakan adanya kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan kegiatan yang diperlukan anak.
f.        Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, Sekolah tidak hanya tempat untuk belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan baru pendidikan.
       4.  Pendidikan
              Progrisivisme di dasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak bukanlah memfokuskan pada guru atau 
        bidang muatan.  Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai pendidikan dan belajar, yaitu :
        a.        Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk
                kehidupan.
        b.      Belajar harus langsung berhubungan dengan minat anak.
        c.       Belajar melalui pemecahan masalah hendaknya diutamakan daripada pemberian bahan pelajaran.
        d.      Guru berperan sebagai pemberi advise, bukan untuk mengarahkan.
        e.     Sekolah harus menggerakkan kerjasama daripada kompetensi.
        f.      Demokrasilah satu-satunya yang memberi tempat dan menggerakkan pribadi-pribadi saling tukar menukar ide secara bebas, yang
              diperlukan untuk pertumbuhan sesungguhnya.      
        5. Pelajar
       Kaum progresif menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif, sekolah adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar,  aktifitas ruang kelas difokuskan pada praktik pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan pada situasi yang kooperatif dan demokratis. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Mereka menganggap bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.
        6. Pengajar (guru)
               Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :

Filsafat Pendidikan

Tugas 2 Filsafat Pendidikan
                                                                                                Nama: Rusdianto Nurman
                                                                                                NIM  : 121 404 1002
                                                                                                Jurusan Pendidikan Biologi
 
1.      Jelaskan pengertian ontologi menurut bahasa dan istilah!
Jawab: Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani Yaitu, On/ontos  yang berarti ada, dan logos yang berarti ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.
2.      Apa saja aliran-aliran yang ada dalam ontologi?
Jawab: Aliran-aliran dalam ontologi adalah:
B.       Aliran Monoisme
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua. Plato adalah tokoh filsuf yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karena ia menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yang sebenarnya. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
a.     Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan ruhani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran pemikiran ini  dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air, karena pentingnya bagi kehidupan. Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara, dengan alasan bahwa udara merupakan sumber dari segala kehidupan. Demokritos (460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus.
b.  Idealisme
Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui dalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.
B.      Aliran Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern.
C.       Aliran Pluralisme
Aliran ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles, yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M), yang mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, dan lepas dari akal yang mengenal.
D.      Aliran Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Doktrin tentang nihilisme sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (485-360 SM) yang memberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
E.       Aliran Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata agnostisisme berasal dari bahasa Grik Agnostos, yang berarti unknown. A artinya not, gno artinya know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Jadi, agnostisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun ruhani.
3.      Kemukakan manfaat mempelajari landasan ontologi dan contoh bidang studi yang tepat untuk mempelajari landasan ontologi!
Jawab: Ontologi yang merupakan salah satu kajian filsafat ilmu mempunyai beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut:
a.       Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.
b.      Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi.
c.       Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.
d.      Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).
4.      Jelaskan metode-metode yang ada dalam landasan epistemologi!
Jawab: Metode-metode yang ada dalam landasan epistemologi adalah:
 a. Empirisme
Empirisme adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman.
b. Rasionalisme
Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.
c. Fenomenalisme
Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran.
d. Intusionisme
Menurut Bergson, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Analisa, atau pengetahuan yang diperoleh dengan jalan pelukisan, tidak akan dapat menggantikan hasil pengenalan secara langsung dari pengetahuan intuitif.
e. Dialektis
Yaitu tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode penuturan serta analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan.
5.      Ada tiga aspek yang membedakan satu pengetahuan dengan pengetahuan lainnya, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Apa saja yang dibahas oleh ketiga landasan filsafat tersebut?
Jawab:
a.    Ontologi
Ontologi adalah pembahasan tentang hakekat pengetahuan. Ontologi membahas pertanyaan-pertanyaan semacam ini: Objek apa yang ditelaah pengetahuan? Adakah objek tersebut? Bagaimana wujud hakikinya? Dapatkah objek tersebut diketahui oleh manusia, dan bagaimana caranya?
b.   Epistemologi
Epistemologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu benar itu sendiri apa? Kriterianya apa saja?
c.    Aksiologi
Aksiologi adalah pembahasan mengenai nilai moral pengetahuan. Aksiologi menjawab pertanyaan-pertanyaan model begini: untuk apa pengetahuan itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan pengetahuan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara metode pengetahuan dengan norma-norma moral/profesional?
6.      Jelaskan pengertian epistemologi menurut para ahli!
Jawab:
a.    Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme, yang berarti pengetahuan (knowledge) dan logos yang berarti ilmu. Jadi menurut arti katanya, epistemologi ialah ilmu yang membahas masalah-masalah pengetahuan.
b.   Di dalam Webster New International Dictionary, epistemologi diberi definisi sebagai berikut: Epistimology is the theory or science the method and grounds of knowledge, especially with reference to its limits and validity, yang artinya Epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya.
c.    J.A Niels Mulder menuturkan, epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang watak, batas-batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan.
d.   Jacques Veuger mengemukakan, epistemologi adalah pengetahuan tentang pengetahuan dan pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan kita sendiri bukannya pengetahuan orang lain tentang pengetahuan kita, atau pengetahuan yang kita miliki tentang pengetahuan orang lain.
e.    Abbas Hammami Mintarejo memberikan pendapat bahwa epistemology adalah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu. (Surajiyo, 2008, hal. 25).
7.      Jelaskan pengertian aksologi!
Jawab: Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula.
8.      Kemukakan penilaian-penilaian yang tergolong kedalam aksiologi!
Jawab: Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu:
a.       Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia. Didalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap tuhan sebagai sang pencipta.
b.      Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.
9.      Jelaskan kategori-kategori dari aksiologi!
             Jawab: Terdapat dua kategori dasar aksiologi :
a.                            a.   Objectivisme, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya sesuai keadaan objek yang dinilai.
b.                             b Subjectivisme, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan).F