Tugas 1
Pandangan Berbagai Aliran-Aliran
Filsafat Pendidikan
Terhadap Kurikulum dan Metode Pendidikan
Yang Berlaku Di Sekolah
Oleh: Rusdianto Nurman
Aliran-aliran pendidikan adalah
pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Sedangkan,
kurikulum pendidikan adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan
yang ingin dicapai oleh pendidikan itu berupa pengetahuan, informasi-informasi,
data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman sehingga terbentuk
kurikulum tersebut.
Berikut
ini gambaran mengenai pandangan berbagai aliran-aliran pendidikan terhadap
kurikulum yang berlaku disekolah:
- Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak. Tujuan
pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja secara
sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat
dan minat setiap anak.
Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum
yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati
oleh setiap peserta didik (experience curriculum). Metode pendidikan
Progresivisme antara lain:
- Metode belajar aktif.
- Metode memonitor kegiatan belajar.
- Metode penelitian ilmiah
- Aliran Esensialisme
Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam
nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara
berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus
tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji
dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi
kegiatan-kegiatan di kelas.
Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan
warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun,
yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adalah berharga untuk
diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Keterampilan,
sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti (esensial)
dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik
yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup
mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan
pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah menekankan pada perluasan
dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan sastra. Metode
pendidikan Esensialisme antara lain:
- Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered).
- Peserta didik dipaksa untuk belajar.
- Latihan mental
- Aliran Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai
rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah
yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran
kecil dari kehidupan sosial di masyarakat. Sekolah-sekolah berfungsi sebagai
lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam
masyarakat.
Tujuan
pendidikan adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah
sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut.
Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran
yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum
banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat
manusia. Yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik
sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah.
- Aliran Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang
mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan
hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan
nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Diharapkan anak didik mampu mengenal dan
mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental.
Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah
pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra,
sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan
lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
Kurikulum yang digunakan pada aliran
perennialisme berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada
sastra, matematika, bahasa dan sejarah.
- Aliran Idealisme
Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme
berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau
materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme.
Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan
untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial
adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan
terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar
menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya
terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa
saling menyayangi.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus
lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak
daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya
senantiasa aktual.
6.
6. Aliran Empirisme
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa
segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya
ditentukan oleh pengalaman nyata melalui alat inderanya baik secara langsung
berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri
dari apa yang didapatkan secara langsung.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran empirisme adalah
kurikulum yang lebih banyak membuat anak untuk berbuat dan bergerak sehingga
mereka mendapatkan pengalaman dari aktivitasnya. Sedangkan pengalaman
didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat
dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik.
Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
7.
7. Aliran Nativisme.
Teori ini mengajarkan bahwa anak lahir sudah memiliki
pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh pembawaanya
sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi apalagi membentuk
kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan menjadi jahat, jika pembawaanyan
baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan dalam perkembangan anak
adalah lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang alami.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang
beraliran nativisme adalah kurikulum yang berinteraksi dengan lingkungan sosial
dimana guru menjadi contoh yang patut ditiru dan sekolah menjadi lingkungan
untuk berinteraksi.
8. Aliran Konvergensi.
Aliran konvergensi mengatakan bahwa faktor pembawaan,
faktor lingkungan atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan
anak.oleh karena itu, kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran konvergensi
merupakan gabungan dari lingkungan dan kurikulum
yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati
oleh setiap peserta didik.
9. 9. Aliran Naturalisme.
Aliran ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah
memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak
dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan
alami, bukan lingkungan yang dibuat-buat.
Dengan kata lain kurikulum diartikan sebagai usaha
sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti mengarahkan, mempengaruhi,
menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kearah tertentu, maka usaha
tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadap perkembangan anak. Tetapi jika kurikulum
diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan
yang tidak dibuat-buat (alami) maka pendidikan yang dimaksud terakhir ini
berpengaruh positif terhadap perkembangan anak.
Sumber:
1. Wahyudin,
D.2007. Pengantar Pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional: Universitas Terbuka.
2. http://12entinfujirahayu.wordpress.com/2011/05/16/aliran-aliran-pendidikan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar