Rabu, 12 November 2014

TANAH



Tekstur dan Struktur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel–partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat  kemampuan tanah dalam meloloskan air (porositas) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah (permeabilitas). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh bagian tanah.
Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.
Tanah Pasir
Tanah pasir merupakan media tanam yang kemampuan mengikat airnya sangat rendah. Tanah pasir ini memiliki diameter antara < 2 mm to > 0.05 mm, Terasa kasar dan Tidak kompak– kecuali jika basah. Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan berkembang dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah. Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan terganggu.
image4a 
Tanah Debu
Dapat membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. rasa licin sekali, agak melekat. Ukurannya dengan diameter antara < 0.05 mm - > 0.002 mm. Daya simpan air lebih lebih besar dari tanah pasir  dan mudah terbawa aliran air

images.jpg silt-laden%20stream
Tanah Liat
Tanah liat merupakan tanah yang tergolongkan koloid dengan diameter kurang dari 0,002 mm. Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah dominan liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis yang semestinya.
175a 010624i
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah  dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal.
SoilTexture_USDA.png
Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel dalam tanah
Akibat tanaman yang mengalami pertumbuhan tersebut, ternyata tanaman dapat menyebabkan terjadinya pembentukan struktur tanah. Dengan adanya tanaman, agregasi pada tanah akan terbentuk menjadi struktur yang lebih mantap. Tanaman mampu memperkecil kerusakan tanah akibat hujan, sehingga unsur hara dapat terjaga dan tersedia bagi tanaman maupun mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Akar tanaman mampu membentuk bidang belah alami pada tanah. Selain itu, akibat tekanan akar tersebut, butir-butir pada tanah akan semakin lekat satu sama lainnya. Daya ikat partikel-partikel tanah akan meningkat. Pada dasarnya, adanya sistem perakaran mempengaruhi pembentukan agregat di dalam tanah. Jika dibandingkan dengan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman, agregatnya akan mudah pecah dan strukturnya cenderung tidak mantap.
Dari uraian tersebut, hubungan antara tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman saling berhubungan satu dengan lainnya. Tanpa adanya tekstur dan struktur tanah yang baik bagi tanaman, maka pertumbuhan tanaman kurang berjalan optimal. Sebab, terdapat faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman akibat keadaan tekstur maupun struktur tanah yang kurang menguntungkan. Bila keadaan tekstur dan struktur tanah dalam keadaan mantap, maka faktor-faktor tersebut dapat diatasi. Selain itu, dengan adanya tanaman di atas tanah tampaknya mampu membantu pembentukkan struktur tanah. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya sistem perakaran yang terdapat di dalam tanah yang mampu membentuk bidang belah alami. Sehingga, daya ikat tanah semakin meningkat satu sama lainnya.
PH Tanah
Dalam ilmu pertanian pengaruh terhadap PH tanah sangat memiliki peranan yang sangat penting gunanya untuk Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.
Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum).
Reaksi larutan tanah. Suatu hal lain yang penting mengenai larutan tanah ialah reaksinya yaitu apakah asam, netral atau basa. Larutan tanah asam jika jumlah ion H melebihi ion OH. Jika sebaliknya, reaksi basa. Sedangkan jika konsentrasi kedua ion itu sama dikatakan reaksinya netral.
Hubungan yang pasti, konsentrasi antara kedua ion itu diperhitungkan dengan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan istilah pH. Tanah dikatakan asam, jika pH-nya lebih kecil dari 7, netral jika sama dengan 7 dan basa jika pHnya diatas 7. Jadi, jika konsentrasi ion H dalam larutan naik, turunlah pH dan jika konsentrasi ion H dalam larutan turun, naiklah pH. Sebaliknya, Jadi, jika konsentrasi ion OH dalam larutan naik, naiklah pH sesuai dengan derajat kenaikannya.
Pengaruh Tanah Terhadap Pertumbuhan
Semasa pertumbuhan vegetatif, tanaman dipengaruhi oleh pH tanah (pH = tingkat keasaman). Pengukuran dan deteksi pH sangat penting karena membantu kita dalam mengambil tindakan.
Untuk menyiapkan tanah yang baik dan dapat menyerap pupuk secara optimal, diperlukan netralisasi tanah. Netralisasi bisa menggunakan campuran bahan kimia penetralisir seperti kapur dolomit dan lain-lain. Sebagian besar tanah di Indonesia bersifat asam (5.5 sampai 6), atau pH dibawah 7. Maka netralisasi tanah dilakukan dengan menaikan pH tanah mencapai pH 7 atau pH netral. Tapi pH 7 atau netral tidak selalu merupakan kondisi terbaik, ada beberapa tanaman yang tumbuh optimal di tanah yang bersifat sedikit asam atau sedikit basa.
Pengaruh tingkatan pH tanah terhadap tanaman adalah sebagai berikut:
-          pH dibawah 6 (terlalu asam) menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan jumlah panen turun. Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetatif ke generatif.
-          pH 6 sampai 7 (rata-rata tanah di Indonesia) Terdapat unsur hara yang optimum untuk tanaman
-          pH diatas 7 Pada tingkatan ini, tanaman akan terlalu vegetatif. Hal ini tidak berpengaruh pada kualitas buah karena berada di musim yang tidak tepat.
Menaikan atau menurunkan pH tanah juga berguna untuk pengendalian penyakit, pH tanah diubah agar tidak sesuai dengan kebutuhan pathogen, biasanya untuk tanaman umbi-umbian seperti kentang


DAFTAR PUSTAKA


Buckman, Harry O. & Nyle C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Bhrata Karya Aksara.

Ismail & Hartono. 2014. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Wirakususmah, Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta: UI Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar