Tekstur dan Struktur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam
suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur
tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara
tanah. Tanah dengan proporsi partikel–partikel yang lebih besar dapat mempunyai
tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata.
Selain itu alirannya juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi
tumbuh-tumbuhan.
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir
tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran.
Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam
meloloskan air (porositas) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah
(permeabilitas). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur
hara dan udara keseluruh bagian tanah.
Kaitan
hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat.
Ada hubungan timbal balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.
Tanah Pasir
Tanah
pasir merupakan media tanam yang kemampuan mengikat airnya sangat rendah. Tanah
pasir ini memiliki diameter antara < 2 mm to > 0.05 mm, Terasa kasar dan Tidak kompak– kecuali jika basah.
Dalam
keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah
terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan
pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan berkembang
dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah. Drainase dan
aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah
ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman
akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Tanah Debu
Dapat
membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang
mengkilat. rasa licin sekali, agak melekat. Ukurannya dengan diameter antara < 0.05 mm
- > 0.002 mm.
Daya simpan air lebih lebih besar dari tanah pasir dan mudah terbawa aliran air
Tanah Liat
Tanah
liat merupakan tanah yang tergolongkan koloid dengan diameter kurang dari 0,002
mm. Dalam
keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan
penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah dan
mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara
maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Pada keadaan
basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena
pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi yang mampu
beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah dominan liat ini
tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya
unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis
yang semestinya.
Untuk
pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta
kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen
pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam
keadaan yang optimal.
Selain
tekstur tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan
tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur tanah, terdapat berbagai macam
komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung
berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan
struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme
yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi
(pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam
tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut.
Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan
tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-partikel
dalam tanah
Akibat
tanaman yang mengalami pertumbuhan tersebut, ternyata tanaman dapat menyebabkan
terjadinya pembentukan struktur tanah. Dengan adanya tanaman, agregasi pada
tanah akan terbentuk menjadi struktur yang lebih mantap. Tanaman mampu
memperkecil kerusakan tanah akibat hujan, sehingga unsur hara dapat terjaga dan
tersedia bagi tanaman maupun mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Akar
tanaman mampu membentuk bidang belah alami pada tanah. Selain itu, akibat
tekanan akar tersebut, butir-butir pada tanah akan semakin lekat satu sama
lainnya. Daya ikat partikel-partikel tanah akan meningkat. Pada dasarnya,
adanya sistem perakaran mempengaruhi pembentukan agregat di dalam tanah. Jika
dibandingkan dengan tanah yang tidak ditumbuhi tanaman, agregatnya akan mudah
pecah dan strukturnya cenderung tidak mantap.
Dari uraian
tersebut, hubungan antara tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman saling berhubungan satu dengan lainnya. Tanpa adanya tekstur dan
struktur tanah yang baik bagi tanaman, maka pertumbuhan tanaman kurang berjalan
optimal. Sebab, terdapat faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman
akibat keadaan tekstur maupun struktur tanah yang kurang menguntungkan. Bila
keadaan tekstur dan struktur tanah dalam keadaan mantap, maka faktor-faktor
tersebut dapat diatasi. Selain itu, dengan adanya tanaman di atas tanah
tampaknya mampu membantu pembentukkan struktur tanah. Hal tersebut diakibatkan
oleh adanya sistem perakaran yang terdapat di dalam tanah yang mampu membentuk
bidang belah alami. Sehingga, daya ikat tanah semakin meningkat satu sama
lainnya.
PH Tanah
Dalam ilmu
pertanian pengaruh terhadap PH tanah sangat memiliki peranan yang sangat
penting gunanya untuk Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh
tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena
pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.
Derajat pH
dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi
tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang
selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap
tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa
meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium)
dan Mo (Molibdenum).
Reaksi
larutan tanah. Suatu hal lain yang penting mengenai larutan tanah ialah
reaksinya yaitu apakah asam, netral atau basa. Larutan tanah asam jika jumlah
ion H melebihi ion OH. Jika sebaliknya, reaksi basa. Sedangkan jika konsentrasi
kedua ion itu sama dikatakan reaksinya netral.
Hubungan
yang pasti, konsentrasi antara kedua ion itu diperhitungkan dengan konsentrasi
ion H dan dinyatakan dengan istilah pH. Tanah dikatakan asam, jika pH-nya lebih
kecil dari 7, netral jika sama dengan 7 dan basa jika pHnya diatas 7. Jadi,
jika konsentrasi ion H dalam larutan naik, turunlah pH dan jika konsentrasi ion
H dalam larutan turun, naiklah pH. Sebaliknya, Jadi, jika konsentrasi ion OH
dalam larutan naik, naiklah pH sesuai dengan derajat kenaikannya.
Pengaruh
Tanah Terhadap Pertumbuhan
Semasa pertumbuhan vegetatif, tanaman
dipengaruhi oleh pH tanah (pH = tingkat keasaman). Pengukuran dan deteksi pH
sangat penting karena membantu kita dalam mengambil tindakan.
Untuk menyiapkan tanah yang baik dan dapat
menyerap pupuk secara optimal, diperlukan netralisasi tanah. Netralisasi bisa
menggunakan campuran bahan kimia penetralisir seperti kapur dolomit dan
lain-lain. Sebagian besar tanah di Indonesia bersifat asam (5.5 sampai 6), atau
pH dibawah 7. Maka netralisasi tanah dilakukan dengan menaikan pH tanah
mencapai pH 7 atau pH netral. Tapi pH 7 atau netral tidak selalu merupakan
kondisi terbaik, ada beberapa tanaman yang tumbuh optimal di tanah yang
bersifat sedikit asam atau sedikit basa.
Pengaruh tingkatan pH tanah terhadap tanaman adalah sebagai berikut:
Pengaruh tingkatan pH tanah terhadap tanaman adalah sebagai berikut:
-
pH
dibawah 6 (terlalu
asam) menyebabkan akar rusak sehingga kualitas dan jumlah panen turun.
Terlihat pada saat perubahan tanaman dari fase vegetatif ke generatif.
-
pH 6 sampai 7 (rata-rata tanah di Indonesia) Terdapat
unsur hara yang optimum untuk tanaman
-
pH
diatas 7 Pada tingkatan
ini, tanaman akan terlalu vegetatif. Hal ini tidak berpengaruh pada kualitas
buah karena berada di musim yang tidak tepat.
Menaikan atau menurunkan pH tanah juga berguna untuk pengendalian penyakit,
pH tanah diubah agar tidak sesuai dengan kebutuhan pathogen, biasanya untuk
tanaman umbi-umbian seperti kentang
DAFTAR
PUSTAKA
Buckman,
Harry O. & Nyle C. Brady. 1982. Ilmu
Tanah. Jakarta: PT. Bhrata Karya Aksara.
Ismail
& Hartono. 2014. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Wirakususmah,
Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi Bagi
Populasi dan Komunitas. Jakarta: UI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar