Selasa, 25 November 2014

MAKALAH FISAFAT PENDIDIKAN

MAKALAH
“FILSAFAT PENDIDIKAN”
 
 
 
 
logo-unm-cantik.jpg
 
 
 
Disusun oleh :
 
RUSDIANTO NURMAN
 
121 404 1002
 
Pendidikan Biologi Kelas A
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
2012/2013
 
 
KATA PENGANTAR
 
 
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas “Filsafat Pendidikan” ini. Tujuan pembuatan makalah ini yakni sebagai tolak ukur kemanpuan dari penulis tentang pemahaman terhadap aliran aliran filsafat dan ilmu filsafat.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of science) yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta sampai masalah sosial yang ada dilingkungan masyarakat. Karena banyaknya masalah yang harus dipecahkan maka lahirlah cabang ilmu pengetahuan lain yang membantu menjawab segala macam permasalahan yang timbul.
             Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “penerapan aliran filasafat ilmu pendidikan progresivisme dalam pendidikan di indonesia”. Akhir kata tak ada gading yang tak retak,demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu,penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.
         
Makassar , 18  Desember  2012
                                                                                                                                                                                  Penulis,
 
                                                                                                                                                                                   Rusdianto Nurman                                                        
                                                                        
 
 
 
Daftar Isi
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
1. Simpulan
       2. Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
 Akal merupakan kelebihan yang dimiliki manusia dari mahluk lain. Dari akal pula muncul berbagai ilmu pengetahuan, karena pemikiran yang dilakukan akal bersumber pula dari ilmu-ilmu yang telah ada. Dan dengan kemampuan rasio pula manusia dapat menjangkau jauh dari sesuatu yang hanya terlihat (empiris), sesuatu di luar indera dan menemukan sebuah kebenaran filsafat.
 Sebagai hasil dari pemikiran para filosuf, filsafat telah melahirkan berbagai macam pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filosuf itu ada kalanya saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.
  Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, dan yang akan Penulis uraikan di sini adalah filsafat pendidikan progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme berpendapat tidak ada teorirealita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal, menyela. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
B.     Rumusan Masalah
 Ada pokok masalah yang akan penulis uraikan di dalam makalah ini, antara lain :
1.      Pengertian  filsafat pendidikan progresivisme.
2.      Tokoh-tokoh aliran filsafat progresivisme.
3.      Pandangan filsafat progresivisme jika dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan system pandidikan.
C.     Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa persoalan yang bertujuan untuk:
1.         Mahasiswa mampu memahami dan mengenal apa itu filsafat pendidikan progresivisme.
2.          Agar mahasiswa mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh aliran filsafat pendidikan progresivisme.
3.          Masiswa mampu mengetahui apa saja pandangan-pandangan progresivisme tentang pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Filsafat Progresivisme
      Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri.
      Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan.
B.     Tokoh-tokoh aliran Filsafat Progresivisme
     Ada beberapa tokoh progresivisme yang berperan penting dalam mengembangkan aliran ini, antara lain :
1.       William James (1842 –1910)
     William James seorang psychologist dan seorang filosuf Amerika yang sangat terkenal. James juga dikenal sebagai pendiri Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Buku karangannya yang berjudul Principles of Psychology yang terbit tahun 1890 yang membahas dan mengembangkan ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi buku klasik dalam bidang itu, hal inilah yang mengantar William James terkenal sebagai ahli filsafat Pragmatisme dan Empirisme radikal.
2.      John Dewey (1859 - 1952)
            John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang
            Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi juga karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik dan ilmu jiwa. 3.      Hans Vaihinger (1852-1933)
            Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
C.    Pandangan Filsafat Progresivisme tentang Pendidikan
             Dasar filosofis dari aliran progresivisme adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme Baru. Realisme spiritualistik berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber dari prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang perkembangan anak. Sedangkan Humanisme baru menekankan pada penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.
              Ada beberapa pandangan filsafat progresivisme, antara lain :
1.  Tujuan Pendidikan
          Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran ini adalah pendidikan harus memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berintraksi dengan lingkungan yang berada dalam proses perubahan secara terus menerus. Pendidikan bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial, atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan. Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang demokratis.
            Proses belajar mengajar terpusatkan pada prilaku dan disiplin diri. Tujuan keseluruhan pendidikan sendiri adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Agar dapat bekerja siswa diharapkan memiliki keterampilan, alat dan pengalaman sosial, dan memiliki pengalaman problem solving.
2. Kurikulum Pendidikan
         Kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu sekolah (child-centered). Mereka lalu berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Jadi, ketertarikan anak adalah titik tolak bagi pengalaman belajar. Imam Barnadib menyatakan bahwa kurikulum progresivisme adalah kurikulum yang tidak beku dan dapat direvisi, sehingga yang cocok adalah kurikulum yang berpusat pada pengalaman. Kurikulum disusun dengan pengalaman siswa, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial, selain sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-pengalaman siswa dan dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek.
          Kurikulum dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental (pengalaman) dan memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat. Sikap progressvisme, memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika dan sifat-sifat yang sejenis, tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif, bersifat eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur. Menurut Progresivisme, Kurikulum hendaknya :
a.       Tidak universal melainkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang ada.
b.      Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap peserta didik) atau chil centered.
c.       Berbasis pada masyarakat.
d.      Bersifat fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.
3.  Metode Pendidikan
        Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme diantaranya adalah :
a.        Metode Pendidikan Aktif, Pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
b.       Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsung kegiatan belajar tersebut.
c.       Metode Penelitian Ilmiah, Pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.
d.      Pemerintahan Pelajar, Pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelejar dalam kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.
e.       Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Pendidikan Progresif mengupayakan adanya kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan kegiatan yang diperlukan anak.
f.        Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, Sekolah tidak hanya tempat untuk belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan baru pendidikan.
       4.  Pendidikan
              Progrisivisme di dasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak bukanlah memfokuskan pada guru atau 
        bidang muatan.  Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai pendidikan dan belajar, yaitu :
        a.        Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk
                kehidupan.
        b.      Belajar harus langsung berhubungan dengan minat anak.
        c.       Belajar melalui pemecahan masalah hendaknya diutamakan daripada pemberian bahan pelajaran.
        d.      Guru berperan sebagai pemberi advise, bukan untuk mengarahkan.
        e.     Sekolah harus menggerakkan kerjasama daripada kompetensi.
        f.      Demokrasilah satu-satunya yang memberi tempat dan menggerakkan pribadi-pribadi saling tukar menukar ide secara bebas, yang
              diperlukan untuk pertumbuhan sesungguhnya.      
        5. Pelajar
       Kaum progresif menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif, sekolah adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar,  aktifitas ruang kelas difokuskan pada praktik pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan pada situasi yang kooperatif dan demokratis. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Mereka menganggap bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.
        6. Pengajar (guru)
               Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar